Kamis, 05 Januari 2012

TABEL MASA DEPAN

TAHUN
DESKRIPSI
2012
Berusaha untuk mendapatkan nilai yang bagus
2014
fokus di jurusan IT untuk bekal saya nanti bekerja
2016
Lulus dengan hasil yang memuaskan
2017
Sudah mempunyai pekerjaan yang tetap dan jabatan tinggi
2018
Mulai focus mengembangkan Bisnis pribadi di Bidang IT tentunya
2020
Berhasil menciptakan Sistem Operasi Sendiri yang bekerja sama dengan Microsoft Corp.

2021
Memberangkatkan haji Orang Tua saya
2021
Pindah keluar negeri dan menetap disana
2022
Berhasil menemukan pujaan hati, dan menikah serta mempunyai anak disana..
2030
Mulai melirik Pasar Saham dan menjadi Investor yang sukses.
2035
Pergi Ke tanah suci bersama keluarga
2045
Memberikan wewenang kepada anak untuk melanjutkan bisnis yang saya bangun
TABEL MASA DEPAN

Wawancara


Berikut Identitas Narasumber yang saya wawancarai :
Nama                    : Muhammad Afqari Ssi. Apt MM.
Tempat, tgl lahir : Makassar 28 November 1977
Pendidikan Terakhir : S2 Magister Management
Pekerjaan           : Head Department di Sebuah Perusahaan Farmasi
Alamat Sekarang : Jl. Texas Metro Residence Sentul-Bogor
Berikut wawancara singkat saya dengan narasumber
Saya : Dari Daerah mana Bapak berasal ?
N : Saya berasal dari sebuah desa kecil di pinggiran kota Makassar
S : Jauh juga ya pak, bias tolong dijelaskan  alasan bapak merantau ?
N : Oke, pertama karena sudah dijelaskan dalam Al Quran untuk hijrah atau merantau, seperti yang di contohkan Rasulullah SAW, dan kedua karena tentu saja ingin memperoleh kehidupan yang lebih baik dari segi materi maupun nonmateri, terutama karena saya adalah anak sulung, maka sudah menjadi kewajiban saya untuk menjadi tulang punggung keluarga, apalagi semenjak Ayah saya  wafat ketika saya masih kuliah, otomatis tugas menjadi kepala keluarga berada di pundak saya.
S : Bagaimana bapak menjalani semua itu  ?
N : Pada awalnya berat dan frustrating,tapi dengan kerja keras yang tulus dan keteguhan hati semua itu terasa ringan, ditambah bimbingan dan doa dari Ibu dan dukungan penuh dari Keluarga.
S : Bisa dijelaskan pak, latar pendidikan bapak ?
N : Mulai dari sejak Kuliah saja ya.
Jadi, saya lulusan S1 Farmasi Di Universitas Hasanuddin Makassar, kemudian melanjutkan di Universitas Gadjah Mada untuk memperoleh gelar Apoteker, dan yang terakhir saya memperoleh gelar Magister Management di salah satu Perguruan Tinggi di Jakarta.
S : Awal bapak merantau itu bagaimana pak ?
N : setelah Lulus S1 di Makassar saya memutuskan untuk hijrah ke Jogjakarta, dan mendapatkan pekerjaan disana, setelah beberapa lama berbekal tabungan dari semasa kuliah dan gaji dari pekerjaan tersebut saya memutuskan untuk melanjutkan Ke UGM untuk mendaptkan gelar Apoteker, setelah lulus saya pindah ke Jakarta untuk mendapatkan pendapatan yang lebih baik disana, sering berpindah – pindah kerja akhirnya saya mendapatkan pekerjaan tetap di Bogor di sebuah perusahaan Farmasi hingga sekarang.
S : sudah berapa lama pak ?
N : sekarang sudah hamper sepuluh tahunan kira – kira.
S : perjalanan hidup yang berliku ya pak ?
N : Ya begitulah hidup.
S : kalau boleh tau sekarang sudah berkeluarga ?
N : Oh iya, saya mempunyai Satu istri dan seorang putri.
S : apa  Rencana dan target bapak kedepan ?
N : yang paling ingin saya wujudkan adalah memberangkatkan Ibu saya, ke tanah Suci, dan mengembangkan bisnis saya.
S : Kalau begitu selamat dan sukses deh Pak. Semoga apa yang Bapak harapkan dan impikan bisa terkabul.Amiiin. Dan terimakasih atas waktunya ya pak. Mungkin cukup sekian wawancara saya, , dan apabila ada kata-kata dari saya yang tidak berkenan di hati Bapak saya mohon maaf sebesar-besarnya
N : sama –sama.

Jumat, 30 Desember 2011

Orang Yang Mati Karena Kepintarannya

William James Sidis, Manusia Terpintar di Dunia

Siapakah manusia terjenius yang pernah dimiliki dunia? Da Vinci? John Stuart Mills? Atau Albert Einstein seperti yang selama ini diperkirakan orang? Ketiganya memang dianggap jenius-jenius besar yang telah memberikan banyak pengaruh terhadap bidangnya masing-masing. Tapi gelar manusia terjenius yang pernah dimiliki dunia rasanya tetap layak diberikan kepada William James Sidis. Siapakah ia? Mengapa namanya tenggelam dan kurang dikenal walau angka IQnya mencapai kisaran 250–-300?.


Keajaiban Sidis diawali ketika dia bisa makan sendiri dengan menggunakan sendok pada usia 8 bulan. Pada usia belum genap 2 tahun, Sidis sudah menjadikan New York Times sebagai teman sarapan paginya. Semenjak saat itu namanya menjadi langganan headline surat kabar : menulis beberapa buku sebelum berusia 8 tahun, diantaranya tentang anatomy dan astronomy. Pada usia 11 tahun Sidis diterima di Universitas Harvard sebagai murid termuda. Harvardpun kemudian terpesona dengan kejeniusannya ketika Sidis memberikan ceramah tentang Jasad Empat Dimensi di depan para professor matematika.

Lebih dasyat lagi : Sidis mengerti 200 jenis bahasa di dunia dan bisa menerjamahkannya dengan amat cepat dan mudah. Ia bisa mempelajari sebuah bahasa secara keseluruhan dalam sehari !!!! Keberhasilan William Sidis adalah keberhasilan sang Ayah, Boris Sidis yang seorang Psikolog handal berdarah Yahudi. Boris sendiri juga seorang lulusan Harvard, murid psikolog ternama William James (Demikian ia kemudian memberi nama pada anaknya) Boris memang menjadikan anaknya sebagai contoh untuk sebuah model pendidikan baru sekaligus menyerang sistem pendidikan konvensional yang dituduhnya telah menjadi biang keladi kejahatan, kriminalitas dan penyakit. Siapa yang sangka William Sidis kemudian meninggal pada usia yang tergolong muda, 46 tahun - sebuah saat dimana semestinya seorang ilmuwan berada dalam masa produktifnya. Sidis meninggal dalam keadaan menganggur, terasing dan amat miskin. Ironis. Orang kemudian menilai bahwa kehidupan Sidis tidaklah bahagia. Popularitas dan kehebatannya pada bidang matematika membuatnya tersiksa. Beberapa tahun sebelum ia meninggal, Sidis memang sempat mengatakan kepada pers bahwa ia membenci matematika - sesuatu yang selama ini telah melambungkan namanya. Dalam kehidupan sosial, Sidis hanya sedikit memiliki teman. Bahkan ia juga sering diasingkan oleh rekan sekampus. Tidak juga pernah memiliki seorang pacar ataupun istri. Gelar sarjananya tidak pernah selesai, ditinggal begitu saja. Ia kemudian memutuskan hubungan dengan keluarganya, mengembara dalam kerahasiaan, bekerja dengan gaji seadanya, mengasingkan diri. Ia berlari jauh dari kejayaan masa kecilnya yang sebenarnya adalah proyeksi sang ayah. Ia menyadarinya bahwa hidupnya adalah hasil pemolaan orang lain. Namun, kesadaran memang sering datang terlambat.

Mengharukan memang usaha Sidis. Ada keinginan kuat untuk lari dari pengaruh sang Ayah, untuk menjadi diri sendiri. Walau untuk itu Sidis tidak kuasa. Pers dan publik terlanjur menjadikan Sidis sebagai sebuah berita. Kemanapun Sidis bersembunyi, pers pasti bisa mencium. Sidis tidak bisa melepaskan pengaruh sang ayah begitu saja. Sudah terlanjur tertanam sebagai sebuah bom waktu, yang kemudian meledakkan dirinya sendiri.

Sumber : Wikipedia